Rabu, 21 Agustus 2013

Sejarah El Clasico

El Clasico dalam bahasa Inggris disebut The Classic dan dalam bahasa Indonesia berarti klasik. Istilah ini sengaja diciptakan untuk pertandingan sepakbola terakbar di Dunia yang mempertemukan antara dua klub raksasa Spanyol yaitu Real Madrid dan FC Barcelona. El Clasico edisi pertama terjadi pada 17 Februari 1929 dimana tim tamu Real Madrid unggul tipis 1-2 atas. Namun beberapa sumber lain menyebutkan bahwa El Clasico pertama kali berlangsung pada sebuah turnamen mini yang diselenggarakan untuk memperingati penobatan Raja Alfonso XII pada tahun 1902.
Sejarah Rivalitas
Permusuhan antara Barcelona dan Real Madrid bermula pada masa kepemimpinan Francisco Franco. Francisco Franco adalah seorang Jenderal yang menjadi penguasa diktator di Spanyol pada tahun 1930-an. Barcelona yang sampai sekarang adalah ibukota dari Provinsi Catalonia, yang sebagian besar penduduknya adalah dari suku bangsa Catalan dan Basque. Sejak dulu, orang-orang catalonia ini menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol, dan merupakan bangsa yang berada di bawah penjajahan Spanyol. Franco sendiri melarang penggunaan bendera negara dan bahasa daerah dari Catalan. Kemudian, FC Barcelona menjadi satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa daerah mereka. Warna biru dan merah marun Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan kuning untuk bendera Catalonia. Franco kemudian bertindak lebih jauh. Josep Suñol, Presiden Barcelona waktu itu dibunuh oleh pihak militer pada tahun 1936, dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938. Di lapangan sepakbola, titik nadir permusuhan ini terjadi pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona diinstruksikan yang juga dibawah ancaman militer untuk kalah dari Real Madrid. Barcelona kalah dan gawang mereka kemasukan 11 gol dari Real Madrid. Sebagai bentuk protes, Barcelona bermain serius dalam 1 serangan dan mencetak 1 gol. Skor akhir 11-1, dan 1 gol itu membuat Franco kesal. Kiper Barcelona kemudian dijatuhi tuduhan pengaturan pertandingan dan dilarang untuk bermain sepakbola lagi seumur hidupnya. Sejak saat itu FC Barcelona menjadi semacam klub “anti-franco” dan menjadi simbol perlawanan bangsa Catalonia terhadap Franco, dan secara umum terhadap Spanyol.
Rivalitas Transfer Pemain
Pada tahun 1950-an, Real Madrid dan FC Barcelona terlibat perebutan pemain yaitu Alfredo Di Stefano, bintang Argentina yang pindah warga negara Spanyol. Keduanya tertarik memboyong dan berupaya untuk mendapatkan tanda tangan Di Stefano. Karena kebingungan menghampiri sang pemain, akhirnya Di Stefano memilih untuk pindah dari River Plate ke Club Deportivo Los Millonarios di Bogota dan kemudian mogok bermain setelah kedua tim tersebut yaitu Madrid dan Barca telah mengklaim mendapatkan sang pemain. Setelah FIFA mengintervensi transfer tersebut, maka diputuskan bahwa kedua klub harus berbagi pemain selama 4 musim secara bergantian yaitu 2 musim untuk masing-masing klub. Keputusan tersebut menimbulkan ketidakpuasan dari kubu Barcelona dan para fansnya yang kemudian membuat presiden Barcelona waktu itu mundur dari jabatannya dan merelakan Alfredo Di Stefano menjadi pemain Real Madrid. Kesuksesan Real Madrid mendapatkan pemain hebat, Di Stefano,  membuat mereka sukses menyabet sederet gelar, pada tahun 1950-an.
Tak hanya Alfredo Di Stefano saja yang pernah menjadi <em>rebutan </em>dua klub besar tersebut. Nama-nama bintang seperti Bernd Schuster, Michael Laudrup, Luis Figo, Luis Enrique hingga Ronaldo, semuanya pernah merasakan tinggal di dua klub tersebut. Mereka merasakan kerasnya bermain di El Clasico. Figo bahkan pernah dilempar kepala babi dalam sebuah pertandingan oleh pendukung Barcelona yang marah dengan keputusan Figo menyebrang ke Madrid dari Barcelona.
Selain dikarenakan Madrid dan Barcelona adalah dua kota terbesar di Spanyol, dua klub sepakbola terkaya, paling sukses dan paling berpengaruh di Dunia. FC Barcelona telah memenangkan 72 piala dan Real Madrid 74 piala di semua ajang kejuaraan sepakbola di Dunia. Latar belakang panjang inilah yang menyebabkan laga El Clasico antara Los Merengues dan Blaugrana di setiap musimnya selalu panas, sengit dan keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar