El Clasico dalam bahasa Inggris disebut The Classic
dan dalam bahasa Indonesia berarti klasik. Istilah ini sengaja
diciptakan untuk pertandingan sepakbola terakbar di Dunia yang
mempertemukan antara dua klub raksasa Spanyol yaitu Real Madrid dan FC
Barcelona. El Clasico edisi pertama terjadi pada 17 Februari 1929 dimana
tim tamu Real Madrid unggul tipis 1-2 atas. Namun beberapa sumber lain
menyebutkan bahwa El Clasico pertama kali berlangsung pada sebuah
turnamen mini yang diselenggarakan untuk memperingati penobatan Raja
Alfonso XII pada tahun 1902.
Sejarah Rivalitas
Permusuhan antara Barcelona dan Real Madrid bermula pada masa
kepemimpinan Francisco Franco. Francisco Franco adalah seorang Jenderal
yang menjadi penguasa diktator di Spanyol pada tahun 1930-an. Barcelona
yang sampai sekarang adalah ibukota dari Provinsi Catalonia, yang
sebagian besar penduduknya adalah dari suku bangsa Catalan dan Basque.
Sejak dulu, orang-orang catalonia ini menganggap diri mereka bukan
bagian dari Spanyol, dan merupakan bangsa yang berada di bawah
penjajahan Spanyol. Franco sendiri melarang penggunaan bendera negara
dan bahasa daerah dari Catalan. Kemudian, FC Barcelona menjadi
satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan
berbicara dalam bahasa daerah mereka. Warna biru dan merah marun
Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan
kuning untuk bendera Catalonia. Franco kemudian bertindak lebih jauh.
Josep Suñol, Presiden Barcelona waktu itu dibunuh oleh pihak militer
pada tahun 1936, dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club
pada tahun 1938. Di lapangan sepakbola, titik nadir permusuhan ini
terjadi pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona diinstruksikan yang
juga dibawah ancaman militer untuk kalah dari Real Madrid. Barcelona
kalah dan gawang mereka kemasukan 11 gol dari Real Madrid. Sebagai
bentuk protes, Barcelona bermain serius dalam 1 serangan dan mencetak 1
gol. Skor akhir 11-1, dan 1 gol itu membuat Franco kesal. Kiper
Barcelona kemudian dijatuhi tuduhan pengaturan pertandingan dan dilarang
untuk bermain sepakbola lagi seumur hidupnya. Sejak saat itu FC
Barcelona menjadi semacam klub “anti-franco” dan menjadi simbol
perlawanan bangsa Catalonia terhadap Franco, dan secara umum terhadap
Spanyol.
Rivalitas Transfer Pemain
Pada tahun 1950-an, Real Madrid dan FC Barcelona terlibat perebutan
pemain yaitu Alfredo Di Stefano, bintang Argentina yang pindah warga
negara Spanyol. Keduanya tertarik memboyong dan berupaya untuk
mendapatkan tanda tangan Di Stefano. Karena kebingungan menghampiri sang
pemain, akhirnya Di Stefano memilih untuk pindah dari River Plate ke
Club Deportivo Los Millonarios di Bogota dan kemudian mogok bermain
setelah kedua tim tersebut yaitu Madrid dan Barca telah mengklaim
mendapatkan sang pemain. Setelah FIFA mengintervensi transfer tersebut,
maka diputuskan bahwa kedua klub harus berbagi pemain selama 4 musim
secara bergantian yaitu 2 musim untuk masing-masing klub. Keputusan
tersebut menimbulkan ketidakpuasan dari kubu Barcelona dan para fansnya
yang kemudian membuat presiden Barcelona waktu itu mundur dari
jabatannya dan merelakan Alfredo Di Stefano menjadi pemain Real Madrid.
Kesuksesan Real Madrid mendapatkan pemain hebat, Di Stefano, membuat
mereka sukses menyabet sederet gelar, pada tahun 1950-an.
Tak hanya Alfredo Di Stefano saja yang pernah menjadi <em>rebutan
</em>dua klub besar tersebut. Nama-nama bintang seperti Bernd
Schuster, Michael Laudrup, Luis Figo, Luis Enrique hingga Ronaldo,
semuanya pernah merasakan tinggal di dua klub tersebut. Mereka merasakan
kerasnya bermain di El Clasico. Figo bahkan pernah dilempar kepala babi
dalam sebuah pertandingan oleh pendukung Barcelona yang marah dengan
keputusan Figo menyebrang ke Madrid dari Barcelona.
Selain dikarenakan Madrid dan Barcelona adalah dua kota terbesar di
Spanyol, dua klub sepakbola terkaya, paling sukses dan paling
berpengaruh di Dunia. FC Barcelona telah memenangkan 72 piala dan Real
Madrid 74 piala di semua ajang kejuaraan sepakbola di Dunia. Latar
belakang panjang inilah yang menyebabkan laga El Clasico antara Los Merengues dan Blaugrana di setiap musimnya selalu panas, sengit dan keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar