1. HormonKetika mengalami
patah hati, kelenjar adrenal kamu akan mulai mengaktifkan hormon
kortisol dan adrenalin. Keduanya berperan menyebabkan stres pada tubuh.
Hormon ini bisa jadi sangat banyak, bergantung pada seberapa buruk patah
hati yang kamu rasakan. Reaksi semacam ini bisa bertahan hingga
berminggu-minggu atau bertahun-tahun. Peningkatan hormon kortisol
seringkali juga mempengaruhi peningkatan tekanan darah.
2. OtakMasih sering melihat
foto kekasih dan menguntit akun jejaring sosialnya, meski kalian sudah
putus? Penyebab perilaku ini adalah otak kamu. Ketika kamu melihat
wajahnya, darah mulai mengalir ke pusat kesenangan otak, yaitu tegmental
ventral. Ini yang membuat kamu sangat sulit melupakannya.
Namun, selain mengalir ke bagian
kesenangan otak, darah juga mengalir ke dua wilayah lain yaitu korteks
somatosensori sekunder dan insula posterior dorsal. Kedua wilayah ini
menyebabkan rasa sakit pada tubuh kamu. Itulah mengapa ketika patah
hati, terkadang tak hanya perasaan kamu yang sakit, tetapi juga tubuh
kamu.
3. PerutSaraf yang mengalami
tekanan atau stres juga mengirimkan sinyal pada sistem pencernaan.
Ketika hal ini terjadi, perut kamu bisa tiba-tiba terasa sakit, dan kamu
tak memiliki nafsu makan.
4. Sistem kekebalan tubuhStres
akibat patah hati juga bisa menggerogoti sistem kekebalan tubuh,
merusak sel, dan menyebabkan peradangan. Bagian-bagian sistem kekebalan
tubuh yang bertugas melawan infeksi dan mengawasi virus yang masuk mulai
kehilangan kekuatannya. Hal ini menyebabkan kamu mudah terserang
penyakit atau mengalami flu.
5. KulitPeningkatan produksi
hormon kortisol juga menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit oleh
minyak. Itulah mengapa patah hati seringkali disertai dengan munculnya
jerawat.
6. RambutPatah hati yang
berlebihan juga bisa merusak rambut. Beberapa folikel rambut bisa saja
mengalami keadaan yang disebut ‘telogen effluvium’, yaitu keadaan
istirahat ketika rambut berhenti tumbuh. Jika ini berlanjut, rambut akan
rontok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar