TANYA: Dokter,
apakah penyakit paru-paru basah itu menular?Apa ada kaitannya dengan
pemakaian kipas angin setiap hari? Lebih bahaya mana dengan TBC?
JAWAB: Terima kasih atas pertanyaannya.Paru-paru basah merupakan istilah di masyarakat yang sering digunakan dokter/petugas medis untuk menunjukkan kelainan pada rongga paru-paru yang terisi cairan paru-paru. Proses yang sebenarnya terjadi adalah proses peradangan. Kenapa disebut basah, karena memang paru-parunya terisi cairan radang.
Penyebab cairan tersebut bisa macam-macam, misalnya:
1. Infeksi (TB Paru, pneumonia, dan lain-lain)
2. Tumor paru (baik yang asalnya dari paru-paru maupun proses penjalaran dari tumor di tempat lain)
3. Trauma (misal hantaman benda tumpul di rongga dada dan lain-lain)
Masyarakat biasanya mengaitkan hal tersebut dengan kebiasaan mandi malam hari, tidur di tempat dingin, berkendaraam motor di malam hari atau dihubungkan dengan kipas angin. Sebetulnya tidak ada kaitannya secara langsung.
Kalau paru-paru basah karena proses infeksi misalnya, penderita harus terpapar terlebih dahulu dengan bakteri/virus yang berkembang di tempat yang kelembabannya tinggi yang menyebabkan penyakit tersebut.
Mengenai menular tidaknya kelainan tersebut, tergantung penyebabnya. Sebagian besar proses infeksi pada paru-paru bisa menular melalui udara, apalagi TBC. Yang paling populer dan diketahui masyarakat biasanya paru-paru basah hanya dimaksudkan untuk penyakit TB paru.
Penyakit TBC atau tuberkulosis merupakan penyakit paru-paru yang sering menyerang anak-anak usia bawah lima tahun (balita), orang dewasa dan tergolong mudah menular. Penyebabnya bakteri Mikobakterium tuberkulosa, yang berbentuk batang dan tahan asam sehingga sering dikenal sebagai bakteri tahan asam (BTA). Bakteri ini merupakan bakteri yang kuat sehingga memerlukan waktu lama mengobatinya.
TBC biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan lain-lain.
Masa inkubasi (berjangkit) kuman TBC dimulai sejak ia masuk ke dalam tubuh sampai memperlihatkan gejala, kira-kira 2-10 minggu. Penularan ini dapat melalui pernapasan, percikan ludah, dan dahak penderita saat batuk, bersin atau bicara.
Adapun gejala klinis penyakit TB Paru dibagi menjadi 2, yaitu gejala saluran napas (respiratorik) dan gejala tubuh secara luas (sistemik)
Gejala saluran napas antara lain:
> Batuk disertai dahak selama 3 minggu atau lebih.
JAWAB: Terima kasih atas pertanyaannya.Paru-paru basah merupakan istilah di masyarakat yang sering digunakan dokter/petugas medis untuk menunjukkan kelainan pada rongga paru-paru yang terisi cairan paru-paru. Proses yang sebenarnya terjadi adalah proses peradangan. Kenapa disebut basah, karena memang paru-parunya terisi cairan radang.
Penyebab cairan tersebut bisa macam-macam, misalnya:
1. Infeksi (TB Paru, pneumonia, dan lain-lain)
2. Tumor paru (baik yang asalnya dari paru-paru maupun proses penjalaran dari tumor di tempat lain)
3. Trauma (misal hantaman benda tumpul di rongga dada dan lain-lain)
Masyarakat biasanya mengaitkan hal tersebut dengan kebiasaan mandi malam hari, tidur di tempat dingin, berkendaraam motor di malam hari atau dihubungkan dengan kipas angin. Sebetulnya tidak ada kaitannya secara langsung.
Kalau paru-paru basah karena proses infeksi misalnya, penderita harus terpapar terlebih dahulu dengan bakteri/virus yang berkembang di tempat yang kelembabannya tinggi yang menyebabkan penyakit tersebut.
Mengenai menular tidaknya kelainan tersebut, tergantung penyebabnya. Sebagian besar proses infeksi pada paru-paru bisa menular melalui udara, apalagi TBC. Yang paling populer dan diketahui masyarakat biasanya paru-paru basah hanya dimaksudkan untuk penyakit TB paru.
Penyakit TBC atau tuberkulosis merupakan penyakit paru-paru yang sering menyerang anak-anak usia bawah lima tahun (balita), orang dewasa dan tergolong mudah menular. Penyebabnya bakteri Mikobakterium tuberkulosa, yang berbentuk batang dan tahan asam sehingga sering dikenal sebagai bakteri tahan asam (BTA). Bakteri ini merupakan bakteri yang kuat sehingga memerlukan waktu lama mengobatinya.
TBC biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan lain-lain.
Masa inkubasi (berjangkit) kuman TBC dimulai sejak ia masuk ke dalam tubuh sampai memperlihatkan gejala, kira-kira 2-10 minggu. Penularan ini dapat melalui pernapasan, percikan ludah, dan dahak penderita saat batuk, bersin atau bicara.
Adapun gejala klinis penyakit TB Paru dibagi menjadi 2, yaitu gejala saluran napas (respiratorik) dan gejala tubuh secara luas (sistemik)
Gejala saluran napas antara lain:
> Batuk disertai dahak selama 3 minggu atau lebih.
> Kadang dahak keluar bercampur darah.
> Sesak napas dan nyeri dada.
Gejala tubuh secara luas (sistemik) antara lain:
> Sesak napas dan nyeri dada.
Gejala tubuh secara luas (sistemik) antara lain:
> Nafasu makan berkurang.
> Berat badan menurun atau menjadi kurus.
> Demam lebih dari 1 (satu) bulan.
> Berkeringat di malam hari, meskipun tidak melakukan kegiatan.
Untuk mencegah agar tidak terjangkit lagi, kita juga harus mengetahui mata rantai penularannya. Jika seorang penderita TBC berbicara, meludah, batuk atau bersin, maka kuman TBC yang berada di dalam paru-paru akan menyebar ke udara. Bakteri TBC tersebut dapat dihirup oleh orang lain yang berada di sekitarnya. Cara menyembuhkan TBC adalah minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter, sampai dinyatakan sembuh dengan serangkaian pemeriksaan ulang. Memang terkadang terasa berat minum obat tersebut karena memakan waktu berbulan-bulan. Sedang cara pencegahannya dengan menjalankan pola hidup sehat, antara lain: makan bergizi seimbang, menjaga kebugaran tubuh, istirahat cukup, dan jangan tidur larut malam, jangan merokok (pasif atau aktif), dan membuka jendela rumah pagi sampai sore hari.
Penerapan personal hygiene (kebersihan individu) juga memegang peranan yang penting, seperti bila batuk harus menutup mulut agar keluarga dan orang sekitar tidak tertular, jangan meludah di sembarang tempat dan lain-lain.
> Berat badan menurun atau menjadi kurus.
> Demam lebih dari 1 (satu) bulan.
> Berkeringat di malam hari, meskipun tidak melakukan kegiatan.
Untuk mencegah agar tidak terjangkit lagi, kita juga harus mengetahui mata rantai penularannya. Jika seorang penderita TBC berbicara, meludah, batuk atau bersin, maka kuman TBC yang berada di dalam paru-paru akan menyebar ke udara. Bakteri TBC tersebut dapat dihirup oleh orang lain yang berada di sekitarnya. Cara menyembuhkan TBC adalah minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter, sampai dinyatakan sembuh dengan serangkaian pemeriksaan ulang. Memang terkadang terasa berat minum obat tersebut karena memakan waktu berbulan-bulan. Sedang cara pencegahannya dengan menjalankan pola hidup sehat, antara lain: makan bergizi seimbang, menjaga kebugaran tubuh, istirahat cukup, dan jangan tidur larut malam, jangan merokok (pasif atau aktif), dan membuka jendela rumah pagi sampai sore hari.
Penerapan personal hygiene (kebersihan individu) juga memegang peranan yang penting, seperti bila batuk harus menutup mulut agar keluarga dan orang sekitar tidak tertular, jangan meludah di sembarang tempat dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar